GAYA
3.1 Hukum Newton
Ada tiga hukum Newton yang berkenaan
masalah gaya. Akan tetapi hukum Newton ini hanya berlaku untuk benda yang
bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya. Untuk benda yang kecepatannya mendekati
atau sama atau melebihi kecepatan cahaya maka hukum ini tidak berlaku.
a. Hukum I Newton
“Setiap benda akan
berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan kecuali benda itu
dipaksa untuk mengubah keadaan tersebut oleh gaya-gaya yang dikerjakan padanya”.
Jika tidak ada gaya
yang berpengaruh pada suatu benda maka percepatannya adalah nol. Contoh yang
sering kita temui adalah misalkan kita naik mobil yang awalnya diam tiba-tiba
mobil bergerak maka kita akan terpental kebelakang (cenderung diam). Ataupun
ketika kita naik mobil dalam keadaan bergerak, tibi-tiba mobil direm, maka kita
akan terdorong kedepan (cenderung tetap bergerak). Jadi setiap benda cenderung
untuk mempertahankan keadaan pada dirinya.
Gaya merupakan
sesuatu yang dapat menyebabkan perubahan kecepatan pada benda. Suatu kenyataan
bahwa jika tidak ada gaya yang memaksa maka benda tetap akan diam atau bergerak
lurus beraturan. Hal ini merupakan sifat inersia (kelembaman) suatu benda yang
bermassa m.
b. Hukum II Newton
“Gaya efeksial yang
bekerja pada sebuah benda berbanding lurus dengan massa benda dan
percepatannya, arah gaya adalah sama dengan percepatan benda”.
Jadi F
= m . a
Dimana F = gaya (N)
m
= massa benda (kg)
a
= percepatan benda (m/s2)
hukum Newton I adalah keadaan khusus
dari hukum newton II ini, yaitu keadaan F = 0 maka percepatan a = 0.
sehingga benda dalam keadaan diam atau bergerak konstan.
Jika
pada benda bekerja lebih dari satu gaya maka total gaya tersebut adalah S F = m . a dimana
SF adalah jumlah vektor semua
gaya luar yang bekerja pada benda tersebut. Dalam penguraian komponen vektor
maka harga F dan percepatan a dapat diuraikan menjadi :
S Fx = m . ax
S Fy = m . ay
c. Hukum III Newton
“Jika suatu benda
melakukan gaya pada benda lain maka benda yang kedua itu selalu akan
mengerjakan gaya pula kepada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”.
Jadi benda pertama melaukkan gaya aksi
pada benda kedua kemudian benda kedua merespon dengan melakukan gaya reaksi
yang sama besar tapi arah berlawanan.
F aksi = – F reaksi
Misalkan kita menarik benda dengan
seutas tali maka pada tali dan benda akan melakukan gaya reaksi juga yang
besarnya sama. Jika gaya tariknya kuat dan lebih besar dari gaya berat atau
gaya yang bekerja pada tali dan benda maka benda akan bergerak menurut tarikan.
3.2 Berat dan Massa
Berat pada suatu benda adalah karena
gaya tarkan bumi. Berat merupakan bearan vektor dan arah vektor ini menuju
pusat bumi. Untuk benda bermassa m pada
permukaan bumi dengan gaya gravitasi g maka gaya yang berpengaruh pada benda
tersebut adalah W. Sesuai dengan hukum Newton II maka
W = m . g
(berat = massa kali percepatan
gravitasi)
harga g ini berbeda-beda di berbagai
tempat di bumi sehingga berat suatu benda bermnassa m akan berbeda-beda pula di
berbagai tempat dibumi. Terlebih lagi harga g ini akan berbeda sekali di planet
selain bumi, di bulan misalnya maka g bulan tidaklah sama dengan g bumi yang menyebabkan
gaya berat benda bermassa m tersebut juga berbeda sesuai tempatnya.
Dalam
persoalan sehari-hari seringkali kita diberitahu massa benda, akan tetapi yang
diberikan adalah harga berat W, dimana terdapat gaya yang bekerja padanya.
Untuk mengetahui harga massa suatu benda maka
dari hukum II Newton pada rumusan diatas :
W = m . g
Maka
Sehingga gaya F = m . a =
3.3 Macam-Macam Gaya
Dalam kehidupan kita sehari-hari
banyak sekali macam gaya. Dan kata gaya ini juga dipakai untuk kegiatan
tertentu, misalnya pada renang, ada gaya dada, gaya bebas, dsb. Tetapi gaya
yang dimaksud adalah gaya yang dipakai pada bidang ilmu fisika. Contoh macam
gaya ini antara lain :
- gaya hubung
- gaya gravitasi
- gaya magnit
- gaya
elektrostatis
- gaya/Tegangan
tali
- gaya gesek
- gaya normal
- gaya sentripetal
- gaya sentrifugal
- gaya berat, dan
lain-lain
3.4 Gaya Grafitasi
Sampai abad ke 17, orang menganggap bahwa
benda yang jatuh ke bumi adalah karena sifat hakiki benda dan tidak perlu
penjelasan lebih lanjut. Tetapi setelah aband 17 ini para ilmuwan seperti
Newton dan lainnya berpikir bahwa benda jatuh ke bumi karena ditarik oleh bumi.
Saat itu benda-benda angkasa sedang hangat dibicarakan yaitu sekitar tahun
1665. pada akhirnya ditemukan bahwa bumi atau planet lainnya mempunyai gaya
grafitasi yang arahnya menuju ke titik pusat bumi atau titik pusat palnet itu
sendiri.
Hukum grafitasi :
Gaya antara dua partikel yang
mempunyai massa m2 dan m2 dan terpisah oleh jarak r
adalah suatu gaya tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua
partikel tersebut dan mempunyai besar :
dimana G adalah gaya tarik (grafitasi),
mempunyai harga sama untuk setiap pasang partikel. Dari percobaan didapat besar G = 6,673 .10-11
N.m2/kg2 . Secara vektor hukum diatas dapat ditulis :
sampai sekarang kita selalu menganggap
bahwa percepatan grafitasi bumi adalah suatu tatapan. Jika m1 kita
ambil sebagai massa bumi (mb) dan m2 sebagai massa benda
(m) maka gaya tarik oleh bumi pada benda adalah :
dimana r adalah
jarak benda ke pusat bumi. Menurut hukum II newton
bahwa F = m . g maka percepatan
percepatan grafitasi g dapat ditulis sebagai
karena bumi tidak benar-benar bulat
seperti bola melainkan agak lonjong (agak pepat) maka harga r akan berbeda-beda
pula sehingga setiap tempat dipermukaan bumi mempunyai harga g yang berbeda. Dari
hasil eksperimen harga g rata-rata pada lintang 0o adalah 9,75039
m/det2 dan pada lintang 60o adalah 9,81918 m/det2
dan harga g ini akan berubah dari suatu tempat ke tempat lain pada lintang yang
sama karena sifat lapisan-lapisan bumi. Biasanya harga g ini digunakan dalam
eksplorasi bahan galian bumi.
3.4 Gaya Normal
Gaya normal merupakan gaya yang tegak lurus
terhadap bidang. Besar gaya normal ini bergantung pada berat benda dan bentuk
bidang.
3.6 Gaya Gesek
Gaya gesek ini ada dua macam yaitu gaya
gesek statik dan gaya gesek kinetik. Gaya gesek statik adalah gaya gesek yang
yang bekerja pada dua permukaan yang berada dalam keadaan diam. Gaya gesek
statik yang maksimum adalah gaya terkecil yang menyebabkan benda bergerak.
Sekali benda mulai bergerak gaya-gaya gesek yang bekerja akan berkurang besarnya
sehingga untuk mempertahankan gerak lurus beraturan diperlukan gaya yang lebih
kecil. Gaya gesek yang bekerja pada dua permukaan yang saling bergerak atau
salah satu bergerak disebut gaya gesek kinetik.
Misalkan ada sebuah balok yang darik dengan
karet diatas meja, ketika balok ditarik, gaya gesek yang bekerja sesaat sebelum bergerak adalah
gaya gesek statis sehingga karet kelihatan sangat menegang, kemudian setelah
balok bergerak tegangan karet akan sedikit berkurang dan gaya gesek yang
bekerja saat ini adalah gaya gesek kinetik.
Untuk dua permukaan yang kasar (tidak
licin), dari hasil percobaan menunjukkan bahwa gaya gesek statik yang maksimum
antara kedua permukaan tidak bergantung pada luas permukaan kontak yang saling
bergesekan, akan tetapi sebanding dengan besarnya gaya normal antara kedua
benda yang saling bergesekan.
Gaya normal ini
adalah gaya tekan yang terjadi antara kedua permukaan singgung dari benda-benda
bersangkutan. Jadi gaya gesekan statis fs dihubungkan dengan gaya normal N diperoleh
persamaan :
fs £ ms.
N
dimana konstanta ms disebut koefisien gesek statis. Tanda sama dengan berlaku jika gaya gesek
statik mencapai besar maksimum.
Pada permukaan kasar ini pula, besar gaya
gesek kinetik tidak bergantung pada luas bidang kontak atau pada kecepatan
relatif pada kedua permukaan yang bergerak, akan tetapi besar gaya gesek ini
juga sebanding dengan gaya normal pada kedua permukaan yang saling
bersinggungan.
fk
= mk . N
mk adalah koefisien gesek
kinetik.
Konstanta ms
dan mk adalah besaran tanpa
satuan, dan biasanya mk < ms
Koefisien gesek
pada kedua permukaan benda bergantung pada bermacam-macam variabel, seperti
bahan yang dipergunakan, halus atau kasarnya permukaan, kelembaman, selap;ut
permukaan, tempertur, kebersihan permukaan, dan sebagainya.
Pada benda yang
menggelinding diatas suatu permukaan dilawan oleh gaya yang timbul oleh
perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan. Gaya ini disebut gaya gesek
gelinding/luncur. Misalkan pada roda sebuah mobil yang bergerak maka antara
roda dengan jalan akan terjadi kontak gaya gesek.
Pada gerak
menggelinding tanpa slip setiap bagian ban yang kontak dengan jalan aspal ada
dalam keadaan diam karena bagian ini bersinggungan dengan aspal dan tidak ada
slip maka kecepatan pada bagian ini sama dengan kecepatan aspal. Berarti
kecepatan relatif pada kedua permukaan yang bersinggungan adalah nol dan gaya
gesek antara ban dengan jalan adalah jenis gaya gesek statik.
Contoh soal.
- sebuah benda
diatas meja ditarik oleh beban yang menggantung di tepi meja dengan tali
dan roda seperti gambar.
Jika M1 = 1 kg dan M2
= 3 kg sedangkan percepatan gerak kearah M2 didapat 0,2 m/det2
. tentukan gaya gesek kinetik benda M1 terhadap meja.
Jawab.
Berdasarkan
hukum Newton II maka dapat diturunkan rumusan penyelesaian sebagai berikut :
(M1 . g) - fk
= (M2 – M1) . a
(M2 . g) – (mk . M1 . g) = (M2 – M1)
. a
maka :
dimana : fk
= gaya
gesek benda
mk = koefisien gesekan
a
= percepatan benda
g
= percepatan grafitasi bumi (9,8 m/s2)
M1
= massa
benda 1
M2
= massa
benda 2
Sehingga :
- sebuah mobil
bergerak sepanjang horisontal dengan laju vo kemudian mesin
dimatikan. Jika koefisien statis antara ban mobil dengan jalan aspal
adalah ms, berapakah jarak
minimum untuk menghentikan mobil tersebut tanpa direm.
Jawab
Kita anggab mobil sebagai partikel
yang begerak kearah sumbu x positif.
Dari rumusan pada bab tentang gerak
kita dapatkan :
v2
= vo2 + 2 . a . x
dengan laju akhir v = 0
sehingga kita peroleh :
tanda minus ini menandakan bahwa a
mengarah pada sumbu x negatif
Dari komponen x kita peroleh :
-fs = m . a = (W/g) . a sehingga a
= – g (fs/W)
dari komponen y kita peroleh :
N – W = 0 atau N = W
Sehingga :
ms
= fs / N = fs / W
dan a
= – ms . g
jadi jarak untuk menghentikannya
adalah :
andaikan kecepatan awal ketika mesin mobil dimatikan
adalah 97 km/jam dan ms
= 0,60 (harga pada umumnya) maka jarak untuk menghentikan mobil adalah 61 m
3.7 Beberapa Contoh Pemakaian Gaya
Contoh 1. kita akan menganalisa gerak sebuah balok
pada bidang miring seperti pada gambar
Sebuah balok terletak pada bidang
miring, balok ini ditahan oleh tali yang terikat pada batang. Penggambaran
gaya-gaya yang bekerja pada balok adalah seperti yang ditunjjukan disampingnya.
F1 – (m . g . sin q) = 0
F2
– (m . g . cos q) = 0
Jika nilai m dan q diberikan maka besar F1 dan F2
bisa dihitung
Pada sumbu x dan y kita peroleh
Fx
= m . ax Fy
= m . ay
Sehingga kita peroleh
F2
– (m . g . cos q) = m . ay = 0 dan – (m . g . sin q) = m . ax
Maka ay
= 0 dan ax = – g . sin q
Contoh 2. sebuah benda digantung
dengan menggunakan tali seperti pada gambar dengan massa tali diabaikan.
Fa
, Fb , Fc adalah semua gaya yang bekerja
pada benda. Karena benda tidak dipercepat (diam) maka :
Fa
+ Fb + Fc = 0
Dengan bantuan sumbu x dan y diatas
maka kita dapatkan :
Fax + Fbx = 0
Fay + Fby + Fcy = 0
Karena semua vektor terletak pada
bidang x-y maka semau gaya pada bidang z adalah 0.
Selanjutnya dari gambar kita dapatkan
:
Fax = – Fa cos 30o = – 0,866 Fa
Fay = – Fa sin 30o = – 0,500 Fa
Fbx = – Fb cos 45o = – 0,707 Fb
Fby = – Fb sin 45o = – 0,707 Fb
Fcy = – Fc = – W
Dengan mensubstitusikan ke persamaan
semula maka akan diperoleh :
– 0,866 Fa + 0,707 Fb = 0
0,500 Fa + 0,707 Fb
– W = 0
jika harga W di ketahui maka besar Fa
, Fb , Fc akan diketahui pula.
Contoh 3. Dua benda bermassa tidak
sama dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol licin dan tidak bermassa
seperti gambar.
kita anggap arah keatas adalah
percepatan positif.
Persamaan gerak untuk m1 adalah : T – (m1 . g) = m1 . a
Persamaan gerak untuk m2 adalah : T – (m2 . g) = m2 . a
Dengan menggabung kedua persamaan ini
diperoleh :
Ringkasan
a. Hukum Newton tentang gaya ada tiga seperti yang
tertera pada bagian 1 bab ini
b. Penggambaran gaya adalah seperti penggambaran
vektor
c. Terdapat banyak
sekali macam-macam gaya seperti : gaya gravitasi, gaya normal, gaya
gesek, gaya berat, tegangan, dan sebagainya.
d. Operasi matematik gaya adalah seperti operasi
matematik vektor.
e. Gaya gravitasi tiap tempat dimuka bumi adalah
berbeda-beda tergantung letak lintang atau ketinggian suatu tempat tersebut.
f. Gaya normal adalah gaya yang tegak lurus terhadap
bidang
g. Gaya gesek timbul akibat gesekan dua bidang. Ada
dua maca gaya gesek yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek
kinetis lebih kecil dari pada gaya gesek statis.
Soal-Soal
1. Tentukan massa sebuah benda yang beratnya 1 N di
suatu tempat dimana g = 9,8 m/s2 dan tentukan massa suatu benda yang
beratnya 1 dyne disuatu tempat dimana g = 980 cm/s2
2. Pada gambar berikut, tentukan tegangan pada tali
dan percepatan pada kedua benda jika massa tali, massa katrol, dan gesekan tali dengan katrol diabaikan.
3. Kotak dengan massa 250 kg ditarik dengan gaya 1000
N pada sudut 30o, jika koefisien gesek antara kotak dengan lantai
0,5 tentukan percepatan kotak
4. Sebuah pesawat pengangkut barang lepas landas dari
suatu lapangan datar dengan menarik dua buah pesawat luncur, yang satu
dibelakang yang lain. Berat tiap pesawat luncur adalah 2400 lb dan gaya gesekan
atau drag dari tiap pesawat dianggap konstan yaitu 400 lb. Tegangan dalam tali
yang menarik pesawat luncur pertama tidak boleh lebih dari 2000 lb.
a. kalau untuk lepas landas diperlukan kecepatan 100
ft/s berapa panjang landasan yang akan terpakai
b. berapa tegangan dalam tali penghela antara kedua
pesawat luncur ketika sudah memperoleh kecepatan untuk lepas landas.
5. Pada gambar berikut, diketahui bahwa koefisien
gesek antara meja dan benda M1 adalah 0,02 sedangkan massa M1 = 25
kg dan M2 = 15 kg
Tentukan :
- Tegangan tali T
jika massa tali, massa katrol, dan gaya gesek diabaikan
- Cari
percepatannya jika massa tali, massa katrol, dan gaya gesek diabaikan
- Dengan
memperhitungkan gaya geseknya berapa jauh benda M2 turun
setelah dilepas selama 3 detik.
6. Jika koefisien gesek antara ban mobil dan jalan
adalah 0,5. berapakah jarak paling pendek pada sebuah mobil yang melaju dengan
kecepatan 60 mil/jam dapat berhenti.
7. sebuah peti yang beratnya 80 kg terletak dilantai
bak sebuah truk. Koefisien gesek statik antara lantai bak dengan peti adalah
0,30 sedang koefisien luncurnya adalah 0,20. Tentukan besar serta arah gaya
gesekan pada peti jika :
a. truk bergerak dengan percepatan 6 m/detik
b. truk diperlambat dengan perlambatan 10 m/detik
0 komentar:
Posting Komentar