Pondasi Tiang Straus
Apabila lapisan tanah dasar pondasi yang baik artinya cukup kokoh sebagai tanah dasar pondasi, mempunyai daya dukung yang besar, terdapat cukup dalam misalnya antara 2,50 m sampai 3,50 m dari permukaan tanah, hingga dikhawatirkan kecuali akan menyulitkan pelaksanaan pekerjaan juga mahal bila dipergunakan konstruksi pondasi langsung, maka dapat dipergunakan pondasi tidak langsung macam tiang Straus.
Pondasi tiang Straus sangat praktis dalam pengerjaannya hingga relative akan menjadi murah bila dibandingkan dengan macam pondasi lainnya, sebab :
1. Tidak membutuhkan tempat kerja yang luas dan apabila dipergunakan macam pondasi langsung, maka kecuali lebar lobang galian tanah pondasi bagian atas sangat besar juga penempatan tanah galian membutuhkan tempat yang luas, hingga praktis pekerjaan dapat terganggu dan relatif mahal.
2. Karena tanah dasar pondasi yang baik kedapatan cukup dalam, maka apabila dipergunakan macam pondasi langsung akan membutuhkan bahan pondasi cukup banyak dan pelaksanaan pekerjaan juga memakan waktu cukup larna hingga pembiayaan anggarannya relatif akan menjadi mahal pula.
Landasan teori Straus
Dasar-dasar teori yang menjadi landasan penggunaan konstruksi tiang Straus adalah sebagai berikut :
1. Campuran beton kering yang ditumbuk di dalam lubang tanah dapat mendesak tanah disekelilingnya hingga menjadi padat dan membesar pada ujung bawahnya sehingga membentuk bulatan yang dapat menambah luasan bidang kontak dengan tanah dasar atau sebagai plat kaki pondasi
2. Campuran beton kering yang ditumbuk dalam lubang tanah lama-kelamaan akan membatu akibat kelembaban di dalam tanah (semen portland apabila kena lembab dapat mengeras) hingga menjadi pondasi yang kokoh.
3. Dengan isi campuran beton kering ± 0,12 m3 akan dapat membentuk telapak kaki bulat dengan garis tengah ± 50 cm, sehingga dengan demikian terdapat luas dasar telapak kaki sebesar ¼ . n d2 = ¼ . 3,13,502 =1962,50 cm2 atau dapat dibulatkam menjadi 2000 cm2.
4. Apabila tanah dasar pondasi tiang Straus mempunyai daya dukung stanah = 2,5 kg/cm2, ini berarti daya dukung satu tiang Straus kurang lebih 2000cm2 x 2,5 kg/cm2 = 5000 kg.
5. Mengingat besarnya daya dukung tiap-tiang Straus hanya kurang lebih 5000 kg, ini berarti penerapan pondasi macam tiang Straus diutamakan hanya untuk bangunan yang ringan-ringan agar didapatkan jarak tiang kurang lebih 1,50 m yang tentunya relatif akan menjadi murah.
6. Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang Straus tidak membutuhkan ruang kerja yang luas dan waktu yang lama hingga relatif akan murah biayanya.
7. Pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang Straus tidak menimbulkan getaran yang berarti pada tanah bangunan di sekitarnya, hingga tidak dikhawatirkan adanya retak-retak pada bangunan tersebut.
8. Setelah bagian pekerjaan tiang Straus selesai, maka dapat segera dilanjutkan dengan bagian pekerjaan di atasnya tanpa menunggu proses pengerasan beton tiang Straus, sehingga dengan demikian pekerjaan dapat berjalan dengan cepat.
Gambar Cara Pelaksanaan Pembuatan Pondasi Tiang Straus
Cara penyelesaian mengerjakan pondasi tiang Straus
1. Pertama-tama letak tiang Straus supaya ditentukan terlebih dahulu (uitzet), sumbu tiang Straus harus tepat pada sumbu kolom atau dinding tembok yang didukungnya.
2. Pada titik di mana tiang Straus didirikan, supaya dibuat lubang vertikal dengan jalan mengebor sampai kedalaman pada lapisan tanali cukup keras, tetapi dalamnya tidak lebih dari 3,50 m. Garis tengah bor cukup diambil 30 cm.
3. Setelah pekerjaan pengeboran selesai atau bersamaan dengan pekerjaan pengeboran, pada lubang tanah lalu dimasukkan pipa besi dengan garis tengah yang sesuai dengan garis tengah bor (lubang tanah), sehingga ujung pipa tersebut sampai pada dasar tanah pengeboran.
4. Setelah bor tanah ditarik ke luar dari pipa besi, kemudian dalam pipa dimasukkan beton kering sebanyak kurang lebih 0,12 m3 dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 PS : 3 kr yang telah diaduk homogen.
5. Guna pemadatan campuran beton kering dalam pipa, dipakailah timbris dengan berat kurang lebih 100 kg yang terbuat dari besi atau kayu dengan garis tengah kurang lebih 25 cm atau 27 cm (garis tengah timbris diambil lebih kecil dari pada garis tengah pipa besi, hal ini dimaksudkan agar mempermudah pekerjaan penimbrisan).
6. Campuran beton kering dalam pipa, kemudian ditimbris beberapa kali sambil pipa secara perlahan-lahan diangkat ke atas setinggi kurang lebih 50 cm.
7. Campuran beton kering dalam pipa, setelah ditimbris beberapa kali akan mendesak tanah dasar dan tanah disampingnya hingga menjadi bentuk kebulat-bulatan dan keadaan seperti ini dapat berfungsi sebagai telapak kaki pondasi tiang Straus.
8. Sesudah keadaan beton kering yang ditimbris dalam pipa mencapai sama tinggi dengan ujung yang telah diangkat setinggi kurang lebih 50 cm, pekerjaan timbris lalu dihentikan dan alat timbris ditarilk keluar dari pipa.
9. Selanjutnya rangkaian tulang beton kolom bulat dengan garis tengah lubang pipa yang terdiri dari tulangan pokok 6 Æ12 mm dengan begel (sengkang) spiral (ulin) Æ 6 mm dengan jarak s = 15 cm dirnasukkan kedalam pipa besi.
10. Sesudah tulangan distel (diatur) dengan baik yaitu satu sumbu dengan pipa dan terletak di atas dasar beton tumbuk, kemudian campuran beton cair dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr yang telah diaduk homogen lalu dimasukkan kedalam pipa. Bersamaan dengan proses pengecoran, beton cair dipadatkan dengan alat getar (vibrator) dan pipa besi diangkat (ditar-ik) perlahan-lahan ke luar dari lubang tanah hingga seluruh lubang tanah terisi penuh dengan beton.
11. Selanjutnya pekerjaan seperti di atas dapat dilakukan lagi untuk pembuatan tiang Straus yang lain.
Keterangan: Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat sketsa Prosedur Pembuatan Pondasi tiang Straus seperti gambar 2.14.
0 komentar:
Posting Komentar