Pondasi Tiang Pancang.
Apabila kondisi tanah bangunan sangat tidak menguntungkan terutama dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi dari suatu bangunan, antara lain disebabkan:
- Keadaan muka air tanah sangat tinggi hingga dapat mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan pondasi menjadi sulit.
- Keadaan lapisan tanah memiliki daya dukung yang berbeda-beda artinya perbedaan daya dukung tanah cukup besar, dan lagi untuk mencapai lapisan tanah dasar yang kuat/memenuhi syarat diperkirakan cukup dalam.
Untuk mempermudah pelalaksanaan pekerjaan pondasi, maka dipilih pondasi tidak langsung jenis tiang pancang, karena konstruksi pondasi tiang pancang paling cocok pada keadaan tanah seperti tersebut di atas.
Tergantung besar beban yang didukungnya, maka konstruksi pondasi tiang pancang dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :
1. Pondasi tiang pancang, yaitu yang mendukung beban dinding tembok tannpa perantaraan badan pondasi, tetapi dinding tembok langsung didukung oleh balok dukung (Garrrbar 2.16).
2. Pondasi di atas tiang pancang, yaitu yang mendukung dinding tembok dengan perantaraarr badan pondasi dari pasangan, batu kali atau beton cor (Garnbar 2.17).
Tergantung besar beban yang didukungnya maka tiang pancang dapat dibuat dari beton atau kayu, demikian pula balok dukungnya. Untuk menghemat biaya sebaiknya tiang pancang dibuat dari bahan yang mudah didapatkan dan tidak jauh dari tempat pekerjaan. Khusus untuk tiang pancang dari kayu maka supaya diperhatikan tentang sifat tahan lama.
Oleh karena itu bagian konstruksi yang terdiri dari bahan kayu harus diletakkan selalu terendam air, sebab bahan kayu tidak akan 1apuk bila selalu dalam keadaan basah (kadar lengas kayu tetap). Pada keadaan muka air tanah yang tetap, maka tiang pancang dari kayu sangat cocok karena tidak dikhawatirkan terjadinya lapuk akibat basah keringnya kayu.
Tetapi apabila keadaan muka air tanah tidak tetap akibat musim kemarau dan musim hujan, maka tiang pancang sebaiknya tidak dibuat dari kayu oleh karena pada bagian diantara muka air tanah terendah dan tertinggi, tiang pancang dari kayu akan lapuk dan perbaikannya kecuali sulit juga mahal. Dan apabila keadaan terpaksa harus menggunakan bahan kayu rnaka dapat dibuat tiang pancang gabungan yang terdiri dari tiang kayu dan tiang beton. Agar tidak lapuk, tiang pancang kayu hanya dibuat sampai dengan 0.30 m di bawah muka air tanah terendah, sedang diatasnya yang mengalami basah kering dibuat tiang pancang dari beton (Gambar 2.16)
Dengan demikian bahaya lapuk pada tiang pancang kayu tidak akan terjadi. Karena tiang pancang semacam ini tidak praktis, maka konstruksi ini jarang terdapat dalam praktek. Pada beban yang besar, pada umumnya digunakan tiang pancang dari beton bertulang. Tampang tiang pancang beton bertulang ada yang bertampang bujursangkar, segi enarn atau segi delapan beraturan dan bulat.
Gambar Konstruksi Pondasi Tiang Pancang
Gambar Pondasi di atas Tiang Pancang.
Untuk tarnpang bujur sangkar sudut-sudutnya diserong sedikit agar tidak mudah rusak / pecah pada waktu tiang pancang diangkut ke tempat pekerjaan atau pada waktu penggerakan dalam penyetelan. Tampang bujur sangkar mempunyai keuntungan bahwa acuan (" bekisting") sangat sederhana, oleh karena itu pekerjaan acuan dapat dikerjakan dengan cepat hingga biaya pembuatan tiang pancang menjadi murah.
Sedang tampang segi enam atau segi delapan beraturan merupakan perbaikan dari tampang bujur sangkar, tetapi pekerjaan acuan menjadi lebih sukar hingga relative biayanya akan menjadi lebih mahal.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan luas/garis tengah tampang tiang pancang antara lain sebagai berikut :
1. Besarnya beban yang disyaratkan.
2. Panjang tiang pancang.
3. Harus kuat terhadap tumbukan pada waktu dipancang.
4. Harus kuat menahan lenturan akibat berat sendiri pada waktu tiang pancang diangkut atau diderek dalam penyetelan.
Sebagai pedoman untuk menenentukan garis tengah tampang tiang pancang dari beton bertulang, maka luas tampang dapat diambil 800-400 crn2 hingga garis tengah tiang pancang terdapat diantara 32-42 cm. Mengingat ukuran garis tengah tampang tiang pancang juga tergantung pada panjangnya, maka umumnya garis tengah tiang diambil paling sedikit 1/60 dari panjang tiang pancang.
Panjang tiang pancang yang diperlukan tergantung dari dalamnya lapisan tanah dasar yang kokoh atau yang memiliki daya dukung yang besar. Atau panjang tiang pancang dapat pula ditetapkan dengan melakukan penyelidikan tanah bangunan terhadap tahanan konus dari tiap-tiap jenis lapisan tanah.
Dengan percobaan pembebanan pada satu tiang atau lebih, dapat pula ditetapkan panjang tiang pancang, demikian pula daya dukungnya. Tetapi cara yang terakhir agak mahal hingga sekarang tidak pernah dipakai lagi dalam praktek.
Berhubungan dengan kemampuann alat pancang sangart terbatas, maka panjang tiang biasanya hanya dibuat sarnpai 25 m saja, hingga apabila panjang tiang yang dibutuhkan mencapai lebih dairi 25 m, ini berarti tiang harus disambung. Pekerjaan tiang pancang cukup sulit, oleh karena itu bila mungkin tiang pancang jangan disambung.
Tulang memanjang tiang pancang harus dipasang di sekeliling bagian 1uar selimut beton 3,5 cin yang dibelit dengan tulang spiral Æ6 crn atau Æ8 mm dengan jarak 8 cm sampai 12 cm. Banyak tiang memanjang diambil 8 sampai 12 batang dengan garis tengah 16 mm sampai 25 mm dan disarnping harus kuat mendukung beban yang disyaratkan juga harus memenuhi peraturan-peraturan yang tercantum dalam peraturan beton. Gambar 1-18 mernperlihatkan contoh tiang beton tampang bujur sangkar.
Tulang memanjang berjumlah 12 Æ20 mm yang dibelit dengan tulangan Æ6 mm dengan jarak 8 cm. Di bagian kedua ujung tiang pancang, jarak tulangan spiral diperkecil hingga 3 cm agar tiang lebih tahan terhadap pukulan akibat tumbukan pemancangan dan gesekan tiang terhadap batu-batu yang ada dalam tanah.
Sedang Gambar 2.18 memperlihatkan contoh tiang pancang betcn tampang segi delapan beraturan. Tulang memanjang berjumlah 8 Æ19 mm yang dibelit dengan tulangan spiral Æ6 mm dengan jarak s = 8 mm.
Pada ujung tiang yang akan menderita pukulan akibat tumbukan pemancangan diperkuat dengan menambah tulangan membujur hingga menjadi 8 Æ9 mm - 8 Æ14 rnm dengan jarak s = 5 cm.
Dengan diperkuatnya bagian ujung tiang pancang, maka dapat diharapkan bahwa tiang pancang tidak akan mudah pecah atau hancur akibat tumbukan pada waktu pernancangan.
Gambar Tiang Pancang Beton dengan Penampang Segi-4 & Segi-8
0 komentar:
Posting Komentar