Jumat, 29 Mei 2015
Perbedaan Kuliah di Politeknik dan Universitas Untuk Jurusan Teknik Sipil
1. Kalau dipoltek 70% praktek 30%teori, kalo universitas kebalikannya, prakteknya banyakan dilab....rasanya sulit agan nemui praktek bikin acuan perancah di universitas
2. kalo politeknik itu diploma, baik D3 atau D4. Kalo universitas biasanya S1
3. Poltek berdasarkan info dr tmn prakteknya lebih bnyak, contoh bikin dinding bata merah, plesteran dan acian. Praktek beton bikin bekisting, campuran beton dan pembesiaannya, dll.. pokoknya poltek lebih bnyk prakteknya dan siap terjun lngsng ke lapangan.. S1 lebih bnyak teori tapi praktek jg da tdk sebnyak di poltek..
4. Biasanya poltek emang ada pembagian lg jurusaanya.. Klo S1 hmpir semua di lahap, tp d smester akhir suka ada mata kuliah pilihan..
5. Politeknik itu 60% praktik, yg tujuannya siap kerja di lapangan, kli politeknik ada d3 dan d4 klo sya d4 politeknik, ilmunya terapan tidak sekedar teori,
6. Di poli, ilmunya terapan, rumus diberikan yg sederhana krn diaplikasilan dg praktek..
Misal pelajaran beton tahan gempa, di poli langsung diberikan praktek penulangan utk menahan gempa.. Pd struktur cakar ayam, pertemuan kolom dg balok/sloof, dsb.
7. kedua2nya bgs.. tinggal keinginannya aja di pikirkan lg.. Poltek terapannya bagus, Universitas teorinya jg bgs.. tp yg jelas harus kuat hitungannya
8. secara gampangnya kalo poli itu ibaratnya digembleng fisik dulu (lapangan) s1 digembleng mental (analisa)
9. Pendidikan Poltek diutamakan u Tarapan krn di harapkan lgs siap Pakai di Lapangan (70% Praktek, 30% Teori), Univ diutamakan u Teori / Managerial (30% Praktek, 70% Teori). Intinya semua Bagus
10. di Politeknik praktek sm teori perbandingannya 60:40, politeknik juga ada s1 sama s2 nya
11. Kl poltek (diploma) : utk mnyelesaikan studi kasus yg sdrhn, sdh tggl nerima suatu rumusan (istilahnya tinggal mkn rumus jd).
Sdgkn S1 : utk mbuat suatu desain/konsep/rancangan/membuat rumusan rekayasa (istilahnya kl mnyusun konsep dg membuat suatu rumusan dg teori asal usul trjd nya formula yg dia buat)
12. Gelar untuk lulusan politeknik adalah SST (sarjana sains terapan) kalau di universitas gelarnya ST (Sarjana Teknik)
13. Biar lebih gampang membedakan, kalau lulusan Poltek itu ibarat SMK, dan lulusan Universitas itu ibarat SMA.
14. Jam kuliah anak politeknik biasanya pasti seperti SMA antara jam 8 pagi - 3 sore, kalau universitas biasanya tidak menentu dan tergantung jadwal dari dosen :)
15. Klo di poltek sudah pasti lulus nya barengan soalnya sks nya sudah di paketkan, sedangkan universitas semakin pintar semakin cepat lulus :)
16. Kalau di poltek tidak boleh yang namanya bolos trs, kalau bolos tanpa keterangan berkali2 maka langsung DO (drop out) tp kalau universitas tidak masalah karena mengulangnya per mata kuliah, jadi klo bolos di mata kuliah tersebut maka gk lulus hanya di mata kuliah tersebut juga :)
17. untuk magang biasaya poltek yg D4 mendapat 2 kali magang industri , sedangkan universitas biasanya magang cuma sekali.
#sumber pengalaman pribadi
ada tambahan perbedaannya? bisa isi di kolom komentar :)
Kuda-kuda dari Baja dan Penggambaran detail Titik Buhulnya
Kuda-kuda dari Baja
Pada bangunan-bangunan yang memiliki bentangan yang besar akan menghasilkan gaya batang yang besar pula, sehingga konstruksi sambungan pada titik-titik buhul pada kuda-kuda kayu akan sulit pemecahannya.
Kalaupun bisa hal ini memerlukan alat sambung yang rumit dan dimensi kayu yang besar sehingga menghasilkan berat sendiri yang sangat besar.
Untuk mengatasi hal ini salah satu alternatip adalah dengan memilih struk rangka batang dari baja. Dalam hal kesulitan memecahkan system sambungan pada kuda-kuda dengan bentang yang besar, pemilihan kuda-kuda baja sangat tepat karena kesulita konstruksititikbuhul dapat diatasi dengan baik.
Pada konstruksi baja prinsip sambungan batang tarik hampir sama dengan sambungan pada batang tekan, hanya pada batang tarik harus didasarkan pada luas bersih (netto) dan pada batang tekan didasarkan pada luas kotor (bruto) sedang perhitungan kebutuhan alat sambung adalah sama.
Konstruksi kuda-kuda baja termasuk konstuksi yang ringan bila dibandingkan dengan konstruksi jembatan sehingga alat sambung yang digunakan dipilih alat sambung baut.
Apabila jarak kuda-kuda yang satu dengan yang lain cukup besar misalnya 5,00 m sampai 6,00 m, balok gording dapat dibuat dari baja profil kanal atau baja profil I,sedangkan untuk jarak yang lebih besar lagi, maka untuk menghemat balok gording dapat dibuat baja profil yang disusun (construeer ).
Balok gording akan melantur dengan arah tegak lurus terhadap bidang atap dan sejajar terhadap bidang atap. Untuk menahan lenturan dengan arah tegak lurus budang atap harus dapat ditahan sendiri oleh gording,
sedangkan untuk menahan lenturan yang searah dengan bidang atap bisa dibantu dengan batang-batang tarik dari baja bulat Ø 12 mm atau sesuai kebutuhan yang disusun sedemikian sehingga satu dengan yang lain saling tarik menarik.
Pada struktur kuda-kuda yang besar, maka konstruksi tumpuan harus betul-betul dapat menjamin kebebasan kuda-kuda untuk bergerak akibat kembang-susut baja yang disebabkan perubahan temperatur. Pada bangunan yang sederhana, agar kuda-kuda dapat bergerak bebas maka lubang untuk akur ( baut ) dapat dibuat agak panjang, sedangkan pada konstruksi yang besar harus dibuat konstruksi khusus.
Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini diberikan contoh kuda-kuda baja dengan gording baja profil lengkap dengan gambar detail sambungan titik buhul ( gambar 4.13 ).
Gambar 4.13 Rencana struktur kuda-kuda baja.
Gambar 4.13A Detail hubungan titik buhul A
Gambar 4.13B Detail hubungan titik buhul B
Gambar 4.13C Detail hubungan titik buhul C
Gambar 4.13D Detail hubungan titik buhul D
Gambar 4.13E Detail hubungan titik buhul E
Gambar 4.13F Detail hubungan titik buhul F
Gambar 4.13G Detail hubungan titik buhul G
Gambar 4.13H Detail hubungan titik buhul H
Gambar 4.13I Detail hubungan titik buhul I
Gambar 4.13J Detail hubungan titik buhul J
Selasa, 26 Mei 2015
Kuda-kuda kayu atap pelana dan Penggambaran titik - titik buhul nya
Kuda-kuda kayu atap pelana.
Kuda-kuda dari atap pelana pada umumnya tidak sulit karena bentuknya sederhana. Tetapi mengingat duga langit-langit untuk ruangan bagian dalam dan emperan ( tritisan ), maka struktur kuda-kuda dapat dibuat lain. pada gedung yang langit-langit ruangan bagian dalam mempunyai duga lebih tinggi dari pada duga langit-langit emperan ( tritisan ), maka struktur kuda-kuda dapat dibuat hanya sampai pada tembok tepi saja, sedang pada emperan ( tritisan ) dapat dibuat struktur tersendiri yaitu :
1. Struktur dapat dibuat langsung sebagai penggantung langit-langit (“planfondhangers”), jika emperan yang menonjol ke luar (overstek ) kurang lebih 1 m.
2. Struktur dapat dibuat bentuk konsol dari rangka batang ( konsol tarikm ), jika emperan yang menonjol ke luar ( overstek ) besar kurang lebih 2 m.
Gambar penjelasan ( detail ) dan struktur kuda-kuda ini dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. Rencana kuda-kuda atap pelana.
Gambar 4.9A Detail titik buhul A
Perspektip gambar 4.9A.
Gambar 4.9B Detail titik buhul B
Gambar 4.9C Detail titik buhul C.
Gambar 4.9D Detail titik buhul D.
Gambar 4.9E Detail titik buhul E.
Sekarang apabila duga langit-langit ruangan pada bagian dalam dan emperan gedung diambil sama, maka struktur kuda-kuda dapat dibuat seperti Gambar 4.10A.
Gambar 4.10A Bentuk struktur kuda-kuda dengan overstek
Perlu diperhatikan bahwa batang AB merupakan batang tekan hingga struktur sambungan titik buhul menjadi mudah dan cukup baik, karena syarat-syarat yang dituntut sambungan dapat dengan mudah dipenuhi.
Gambar 4.10B Bentuk struktur kuda-kuda
Akan tetapi apabila batang AB dibuat seperti Gambar 4.10B, maka batang AB menjadi batang tarik yang mendukung beban yang cukup besar hingga konstruksi hubungan titik buhul menjadi sulit dan ketahanan struktur tidak terjamin kemantapannya. Oleh karena pada sambungan tarik akan memerlukan alat sambung yang cukup banyak jumlahnya hingga dapat mengakibatkan sambungan menjadi lemah.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur kuda-kuda ini, maka dapat dilihat Gambar 4.11. lengkap dengan gambar detail ( penjelas ) dari konstruksi hubungan titik buhul.
Kuda-kuda semacam ini banyak diterapkan pada bangunan gedung yang membutuhkan emperanyang panjang guna melindungi gang ( doorloop ) dari pengaruh panas dan hujan atau dengan kata lain sebagai pengganti “luifel” atau atap datar (“platdak”) atau plat beton, hingga didapat konstruksi penutup atap yang lebih praktis dan hemat.
Gambar 4.11 Rencana kuda-kuda atap pelana dengan overstek.
Gambar 4.11A Detail hubungan titik buhul
Gambar 4.11B Detail hubungan titik buhul B
Gambar 4.11C Detail hubungan titik buhul C.
Gambar 4.11D Detail hubungan titik buhul D ( batang tekan AB )
Untuk hubungan-hubungan yang lain sama seperti gambar 4.9C,4.9D,4.9E dan gambar 4.9F.